Apakah IPK adalah faktor sukses masa depan?
Jawabannya : “Ya, betul.”
Dan jawaban yang lebih lengkapnya adalah: “Ya, betul. IPK adalah faktor sukses masa depan nomor sekian.”
Dari obrolan dengan puluhan rekan yang saat ini sudah menduduki
posisi manajerial di berbagai industri/perusahaan kelas
nasional/internasional, faktor-faktor utama lain yang menduduki
peringkat diatas faktor ‘IPK Tinggi’ adalah:
- Leadership
- Communication skill (dalam bahasa Indonesia dan bahasa internasional/English)
- Sales skill
- Conflict management skill
- Teamwork
- Attitude & kemampuan membawa diri
- Kejujuran
- Kemampuan membangun network & pertemanan
- Presentation skill
- Project Management Skill
Apa fungsi IPK?
IPK sangat berguna diawal ketika mencari kerja. IPK akan menjadi
pertimbangan penting oleh tim rekruitmen pegawai. Setelah itu, pada tes
psikologi, tes wawancara, dan kalau sudah diterima kerja, maka
perjalanan karir dan kesuksesan seseorang akan sangat tergantung dari 10
aspek diatas.
Pertanyaannya, kalau IPK-nya jeblok apakah bisa sukses? Misalnya IPK
dua koma sedikit. Yup, betul sekali, kalau IPK rendah juga akan
kepayahan. Kalau IPK serendah itu, akan menggambarkan rendahnya kualitas
tanggung jawab mahasiswa terhadap mata kuliah yang diambil, terhadap
hidup dan masa depan. Lalu bagaimana nanti akan bertanggungjawab
terhadap pekerjaan dan perusahaan kelak?
Ya, sebaiknya IPK itu minimal 3,0. Jaman sekarang nilai E dan D sudah
jarang diobral oleh dosen-dosen di perguruan tinggi. Beda pada jaman
dulu, sekitar 20 tahun silam. Seorang mahasiswa bahkan bisa mengulang
mata kuliah sampai belasan semester, untuk mendapatkan nilai C.
IPK hampir 4,0 keringat dingin bercucuran waktu presentasi
Ada sebuah cerita dari salah seorang rekan yang saat ini
menjadi manajer sebuah industry otomotif terkemuka di Indonesia. “Kita
pernah dapat pegawai baru IPK-nya sangat tinggi mendekati 4. Lalu kita
beri tugas untuk memimpin tim yang terdiri dari beberapa pegawai yang
lebih tua dari dia. Apa yang terjadi? Tidak terjadi komunikasi yang baik
antara dia dengan anggota tim, karena dia tidak bisa ‘menundukkan’
rekan-rekan setim. Ketika harus presentasi, keringat dingin bercucuran
dari keningnya padahal di dalam ruangan ber-AC yang semua pada
kedinginan”.
Selanjutnya, menurut rekan saya tersebut, tak lama kemudian si
pegawai baru tersebut tidak meneruskan bekerja di perusahaannya. Cerita
dan kisah lain sebenarnya banyak. Seperti pada proses rekruitmen dosen
pada sebuah perguruan tinggi, ada pelamar yang memiliki IPK 4,0 lulusan
dari sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Yang diterima justru
seseorang yang IPK-nya jauh dibawahnya. Karena ketika tes wawancara dan
psikologi, si pemilik IPK 4,0 dianggap tidak mampu bekerja sama dan
menjalin komunikasi dengan rekan kerjanya.
Berdasarkan penemuan The Atlantic terhadap dokumen yang dirilis oleh FBI terkait President’s Export Council NeXT tahun 1991, GPA (Grade Point Average) Steve Jobs semasa sekolah hanya 2,65 (nilai tertinggi 4).
Waktu dihabiskan buat menajamkan IPK, mengorbankan waktu mengembangkan softskill
Bagi para mahasiswa yang masih mendewa-dewakan IPK. Waktu dan
konsentrasi anda akan habis terserap untuk menajamkan IPK yang sudah
tajam. Tiada waktu lagi untuk berorganisasi, bersosialiasisasi,
berinteraksi dengan masyarakat. Padahal mahasiswa butuh pengalaman
berdiskusi dan berdebat dengan teman-teman dari lain prodi, dari lain
jurusan, atau bahkan lain fakultas.
Kurikulum di perguruan tinggi sekarang seharusnya sudah mulai
berubah. Mata kuliah softskill dan pengakuan terhadap prestasi di luar
akademik harus segera direalisir. Kegiatan internasional juga harus bisa
diadopsi/direkognisi di dalam transkrip nilai.
Terlalu terobsesi pada IPK tinggi: Karakter individualistis
Kekuatan masa depan seorang mahasiswa adalah bagaimana dia saat ini
bisa membangun network pertemanan sejak masih muda. Kenal dan saling
tukar kartu nama tidak cukup untuk membangun keintiman. Harus dilalui
dengan melakukan sesuatu bersama-sama sehingga akan muncul perasaan
suka-duka bersama yang akan kekal hingga akhir jaman. Organisasi
mahasiswa merupakan salah satu peluang untuk membangun pertemanan yang
kekal.
So, mulailah segalanya sejak masih muda. Your future will be based on what you are thinking and what you are doing now …